Tak Mau Ikut Campur di Pencapresan Anies, Jokowi: Jangan Dikit-Dikit Istana
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan tak mau ikut campur terhadap langkah Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Hal ini untuk menjawab tudingan yang menyebut Jokowi membicarakan soal Anies dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada pertemuan empat mata di Istana Negara beberapa hari lalu
Menurut Jokowi, soal sosok yang diusung oleh partai sebagai calon presiden bukan urusannya. “Itu urusannya partai, urusan koalisi, urusan kandidat capres-cawapres. Itu urusan partai atau gabungan partai, apa urusannya Presiden?” ujar Jokowi di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Januari 2023.
Baca juga: Prabowo dan Sandiaga Sempat Bahas Anies Baswedan sebagai Capres 2024
Jokowi menyebut dirinya memilki pekerjaan yang banyak. Sehingga, ia tak ada waktu memikirkan dinamika politik tersebut. “Jangan sering dihubungkan dengan Istana, dikit-dikit dengan Istana. Istana pekerjaannya banyak,” kata Jokowi.
Pertemuan Jokowi – Surya Paloh Diduga Bahas Anies
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyebut pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi merupakan pertanda hubungan keduanya masih baik-baik saja. Jokowi dan Paloh bertemu di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Kamis lalu di tengah isu keretakan hubungan di antara keduanya.
“Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh mengindikasikan hubungan keduanya masih bisa diselamatkan,” kata Adi saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 Januari 2023.
Adi menjelaskan, pertemuan ini menegaskan Jokowi dan Surya Paloh masih bisa saling berkomunikasi, tak seperti yang dipersepsikan selama ini bahwa keduanya bersitegang dan hubungannya renggang. Menurut Adi, hal ini bisa menjadi momentum ‘rekonsiliasi politik’ antara Jokowi dan Surya Paloh.
“Minimal pertemuan kedua tokoh ini bisa meregangkan otot dan saraf politik yang belakangan mulai saling mengeras,” kata Adi.
Meski begitu, Adi menyebut pertemuan itu tak lantas menghapus kemungkinan Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Sebab, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP berkali-kali menyampaikan desakan agar Jokowi mengevaluasi dua menteri dari NasDem.
“Kemungkinannya masih 50:50 bahkan gelap gulita. Pertemuan ini menegaskan dua hal sekaligus, satu sisi disampaikan soal kemungkinan reshuffle ke menteri NasDem, satu sisi lainnya menegaskan tak ada reshuffle apapun,” kata Adi.
PDIP Minta Dua Menteri NasDem Dievaluasi
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Djarot Saiful Hidayat mengusulkan dua menteri NasDem, yaitu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dievaluasi tidak hanya didasarkan pada kinerjanya. Menurut dia, asal partai menteri tersebut juga mempengaruhi usulan reshuffle.
“Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya mengundurkan diri,” kata Djarot.
Sementara itu, Jokowi kembali meminta publik untuk menunggu rencana kocok ulang atau reshuffle kabinet. Dia enggan berkomentar banyak soal kabar reshuffle kabinet akan diumumkan Rabu, 1 Februari 2022.
“Tunggu,” kata Jokowi saat ditemui usai mengecek proyek sodetan Kali Ciliwung di Jakarta Timur, Selasa, 24 Januari 2022.
Partai NasDem sendiri menyatakan tak keberatan jika para menterinya di-reshuffle asalkan bukan dilandaskan alasan politis. Mereka menilai hal itu merupakan hak prerogatif presiden. Mereka pun menegaskan komitmennya untuk tetap mendukung pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin hingga akhir.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga: Ada Perjanjian Anies Baswedan dengan Prabowo, Gerindra: Bukan Konsumsi Publik